Minggu, 15 Mei 2011

KENALI POTENSI SUMBER PANGAN DI SEKITAR KITA

Dengan mengenali potensi sumber pa­ngan yang ada di sekitar, kita dapat menumbuhkan keinginan untuk membudidaya­kan beraneka­ragam pangan di lahan pekara­ngan sehingga mempunyai nilai/manfaat bagi seluruh anggota keluarga/ masyarakat. Hal ini harus ditumbuh kembangkan agar seluruh ang­gota keluarga dapat berusaha dan berupaya untuk menolong dirinya sendiri dan mampu menciptakan Ketahanan Pangan Keluarga yang menjadi dasar untuk menciptakan ketahanan pangan masyarakat/nasional.
Apabila keluarga mau dan mampu me­nge­nali potensi sumber pangan di sekitar kita dan mau melaksanakan kegiatan tersebut, maka masalah kurang pangan dan kurang gizi dapat dicegah atau diatasi.
Kegiatan pemanfaatan pekarangan meru­pa­kan kegiatan yang sudah sejak lama dilak­sana­kan dalam rangka menyediakan bahan makanan dan atau komoditas pertanian yang bukan saja berfungsi sebagai penyediaan bahan makanan yang beranekaragam akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan keluarga.




PENGERTIAN
Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekara­ngan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. PKK mempunyai kegiatan untuk penataan pekarangan disebut dengan “ Hatinya PKK (Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman). Dalam kondisi tertentu, kebun/rawa yang ada disekitar rumah dapat dimanfaatkan sebagai pekarangan.
Pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka­ragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Penataan pekarangan adalah pengaturan  ber­bagai jenis tanaman baik dengan tanaman semusim, tanaman tahunan, budidaya ikan dan ternak dilahan pekarangan yang disesuaikan dengan potensi pekarangan  dan keinginan keluarga /masyarakat.


PENGELOLAAN PEKARANGAN

Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup sekaligus  sebagai tabungan keluarga dan penambah keindahan.  Hal ini berarti para keluarga dapat menye­diakan sendiri bahan pangan yang beraneka­ragam melalui pengelolaan lahan pekarangan baik yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pekara­­ngan antara lain pe­milihan jenis tanaman. Jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan pekarangan disesuaikan dengan sifat tanaman; ada tanaman yang tahan naungan dan ada tanaman yang tidak tahan naungan disamping sifat-sifat lainnya, seperti :
a.  Kandungan Gizi.
Tanaman yang dipilih sebaiknya yang banyak mengandung vitamin A, B, C, protein dan mineral.
b.  Umur tanaman.
Jenis tanaman yang di tanam di pekarangan untuk sayuran  sebaiknya jenis tanaman yang berumur pendek, mudah tumbuh, mudah pemeliharaannya dan cepat dipanen.  Sedangkan untuk tanaman buah-buahan pilih tanaman yang cepat  menghasilkan.
c.   Potensi hasil.
Pilih tanaman  yang potensi hasil atau hasil produksinya tinggi, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga maupun dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
d.  Sifat Fisik.
Yang dimaksud sifat fisik adalah tinggi rendah tanaman, sistim perakaran dan se­bagai­nya perlu diperhatikan untuk mengatur pemerataan sinar matahari, kelembaban serta keindahan.
e.  Selera.
Jenis tanaman yang ditanam dapat disesuaikan dengan selera, meskipun demikian harus diusahakan agar ada kesesuai­an antara selera dengan kandungan gizi .
Lahan pekarangan sebelum ditanami sebaiknya dibuatkan pagar terlebih dahulu, agar tidak dirusak oleh hewan/ternak.  Tanaman yang digunakan sebagai pagar hidup sebaiknya jenis tanaman seperti : singkong, lamtoro, katuk, mangkokan, beluntas dan lain lain yang sekaligus dapat sebagai penghasil sayuran.

Budidaya Tanaman Hortikultura
(Sayuran dan Buah-buahan )


a.        Pengolahan tanah
-   Pengolahan tanah dengan kedalaman + 15 cm
-   Menghaluskan tanah dan diratakan serta dibuat Bedengan dengan lebar 80-100 cm atau 120-160 cm panjang disesuaikan dengan luas pekarangan
b.        Penanaman

Tanaman disemai/ditanam dengan jarak tanaman untuk sayuran berkisar antara 10x10 cm atau 15x15 cm jarak tanam ini disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam
c.        Pemeliharaan antara lain :
-   Penyiraman tanaman
-   Pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk kompos
-   Pemberantasan hama dan penyakit dengan bahan alami (non kimia)
-   Penyiangan dengan mencabut/membuang  tanaman pengganggu atau gulma
d.        Pemanenan
-   Tanaman dipetik hasilnya sesuaikan dengan umur panen tanaman, untuk tanaman sayuran berkisar antara 20 hari sampai dengan 60 hari

Selanjutnya jenis tanaman yang diusahakan dipekarangan sebaiknya diatur secara bergilir. Pergiliran tanaman disesuai­kan dengan musim, untuk itu teknis pergiliran tanaman dapat dikonsultasikan dengan PPL atau Balai Penyuluhan Pertanian setempat.

Contoh rencana pola tanam di lahan pekarangan

Rencana pola tanam  selama 12 bulan

Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
1
Kc. Tunggak
Tomat
K. Panjang
Pecai
Ubi Jalar
2
Kc. Panjang
Kangkung
Kedelai sayur
Jagung  Manis
3
Sawi
Bayam
Kc. Hijau
Tomat
4
Jagung Manis
Pecai
Kangkung
Kc. Panjang
5
Kangkung Darat
Buncis
Bayam
Kc. Tunggak




Budidaya Ternak dan Unggas
Dalam rangka penyediaan pangan sumber protein hewani di tingkat rumah tangga, di lahan pekarangan dapat diusahakan  budidaya aneka unggas antara lain : Ayam, Bebek, Kambing, Kelinci
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak/ unggas di lahan pekarangan,  sebagai berikut :
a.        Jenis ayam yang dipelihara  dipilih jenis ayam kampung lokal yang sudah beradaptasi dengan kondisi setempat.
b.        Dibuatkan kandang semi terkurung yang dilengkapi dengan tempat makan, minum dan tempat bertengger.
c.        Sediakan tempat khusus untuk ayam dewasa dan tempat pengeraman.
d.        Berikan makanan yang cukup dan tambahan makanan seperti sisa-sisa  dapur.
e.        Semua ayam sebaiknya divaksinasi dan kebersihan kandang tetap terjaga.

Budidaya Ikan
Budidaya jenis ikan tertentu dapat pula diusahakan dipekara­ngan, dalam rangka penyediaan protein hewani asal ikan. Beberapa jenis ikan yang dapat diusahakan dipekarangan antara lain : Lele, Nila,  Belut, Mas, Tawes, Mujair
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan di pekarangan adalah :
a.     Tersedia cukup lahan untuk kolam.
b.     Tersedia cukup air, bila air terbatas dapat diusahakan kolam ikan dengan membuat akuarium dari papan dan plastik( ”model kolam  baringsuik” dari Sumatera Barat untuk jenis ikan lele).
c.     Jenis ikan yang dipelihara dipilh yang mudah pemeliharaannya, cepat perkembangannya, tahan terhadap penyakit dan cepat di panen, seperti ikan nila, mujair, lele dan ikan nilem.


Penanganan Hasil Pekarangan :

Pemanenan hasil pekarangan juga perlu diperhatikan, karena masih dijumpai cara-cara pemanenan yang salah. Beberapa petunjuk cara pemanenan hasil pekarangan yang benar, sebagai berikut :         
1.              Panenlah sayuran dan buah-buahan pada saat yang tepat, yaitu sudah cukup umur, sehingga jumlah dan nilai kandungan gizi yang diperoleh  cukup baik.
2.              Untuk menghindari dari obat tanaman seminggu sebelum dipanen tanaman tidak disemperot dengan obat-obatan.


3.             Panenlah secukupnya/sebanyak yang diperlukan sehari. Dengan demikian diperoleh bahan makanan yang masih segar, disamping juga untuk mengatasi kebosanan menu yang disajikan
4.              Tinggalkan beberapa tanaman untuk dituakan sebagai penghasil benih, agar tanaman dapat diusahakan terus menerus (kelestarian tanaman).
5.             Ambillah ikan minimal setelah 3 bulan dipelihara, sehingga sudah cukup besar untuk dikonsumsi.
6.              Disamping  telurnya, apabila akan dikonsumsi dagingnya pilihlah unggas jantan atau betina yang sudah tidak menghasilkan keturunan/tidak produktif lagi.

PENYUSUNAN MENU BERAGAM, BERGIZI DAN BERIMBANG (3B).

Hasil pemanfaatan pekarangan terutama ditujukan untuk konsumsi keluarga. Dengan pergiliran tanaman yang baik, hasil yang dipanen dapat berganti-ganti, sehingga menu makanan keluarga dapat lebih bervariasi. 
Cara menyusun menu makanan yang sehat untuk keluarga harus memperhatikan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, yaitu harus mengandung karbohidrat sebagai zat tenaga, protein sebagai zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
 Menu atau susunan  makanan keluarga biasanya terdiri dari :
- zat tenaga/karbohidrat : makanan pokok (beras, umbi-umbian, gan­dum,sagu, pisang, sukun,  dan lain-lain) .
- zat pembangun/protein : lauk-pauk ( daging, ayam, telur, ikan, tahu, tempe dan kacang-kacangan )
- zat pengatur/vitamin dan mineral : sayur-sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi kecukupan gizi, dianjurkan untuk mengatur menu makanan yang beragam dan seimbang setiap hari, karena dengan mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang maka nilai gizi yang diperoleh akan lebih baik.
Rata-rata kebutuhan konsumsi perorang perhari untuk hidup sehat adalah 2.000 kkal untuk energi dan 52 gram protein (17 gram hewani dan 35 gram nabati).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar