Selasa, 17 Mei 2011

KWT "MELATI" Desa Pageraji Kec. Maja Kab. Majalengka


BAB I
PENDAHULUAN

Percepatan Penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan pondasi dari ketahanan pangan. Bermula dari pandangan ahli gizi yang menyatakan bahwa pangan yang beragam akan dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia, di samping itu penganekaragaman konsumsi pangan juga memiliki dimensi lain bagi ketahanan pangan. Bagi produsen, penganeka­ragaman konsumsi pangan akan memberi insentif pada produksi yang lebih beragam, termasuk produk pangan dengan nilai ekonomi tinggi dan pangan berbasis sumber daya lokal. Sedangkan jika ditinjau dari sisi konsumen, pangan yang dikonsumsi menjadi lebih beragam, bergizi, bermutu dan aman. Di samping itu, dilihat dari kepentingan kemandirian pangan, penganekaragaman konsumsi pangan juga dapat mengurangi keter­gantungan konsumen pada satu jenis bahan pangan. Oleh karena itu, kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan adalah:
1.       Mendorong penganekaragaman pola konsumsi pangan masyara­kat berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif.
2.       Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
3.       Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non-beras,  guna mening­kat­kan nilai tambah dan nilai sosialnya.


BAB II
LETAK GEOGRAFIS DESA PAGERAJI KEC. MAJA
KAB. MAJALENGKA

Desa Pageraji  terletak di wilayah Kecamatan Maja yang letaknya sebelah tenggara dari ibu kota kabupaten Majalengka dengan jarak 20 Km dengan lama waktu tempuh 0,5 jam perjalanan dengan menggunakan angkutan umum. Kondisi fisik geografis desa Pageraji adalah dataran sedang dengan ketinggian tempat 560 m dpl dengan kisaran suhu 15º-25º C, curah hujan 136 hari/tahun. Sehingga kondisi tersebut cocok untuk pengembangan areal pertanian khususnya tanaman padi, palawija, hortikultura dataran rendah sedang cocok juga untuk pengembangan ternak dan perikanan.
Desa Pageraji merupakan salah satu desa paling ujung yang ada di Wliyah Kecamatan Maja yang berbatasan dengan :
- Sebelah Timur       : Desa Heubeulisuk Kec. Argapura
- Sebelah Barat        : Desa Ciomas Kec. Sukahaji
- Sebelas Utara        : Desa Pasirayu Kec. Sindang
- Sebelah Selatan    : Desa Cicalung Kec. Maja
Luas wilayah desa Pageraji adalah 233,090 Ha yang terdiri dari 2 dusun yaitu Singajaya dan Jagaraksa, memiliki 5 RW, 9 RT yang dihuni 426 KK dengan jumlah penduduk 1363 jiwa, dengan komposisi lahan sebagai berikut :
a.       Pemukiman                   :     8,0        Ha
b.       Sawah                          : 121,7950  Ha
c.       Ladang                          :     9,560    Ha
d.       Pengangonan                :   12,215    Ha
e.       Kolam                           :     2           Ha
f.         Lainnya                         :     5,493    Ha


BAB III
PROFIL KWT ”MELATI”
SEBAGAI PELAKSANA PROGRAM P2KP

Kelompok Wanita Tani “MELATI” berdiri pada tanggal 6 April 2010, di Desa Pageraji Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka adapun sekretariat kelompok beralamat di Dusun Singajaya Desa Pageraji Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
a.
Pembina
:
Kuwu Pageraji
b.
Ketua
:
Solihat
c.
Sekretaris
:
Nuni Nuroniah
d.
Bendahara
:
Eha Julaeha

Kelompok Wanita Tani ”MELATI” memiliki anggota sebanyak 28 orang, yang terdiri dari ibu-ibu penggerak PKK dan Kader Posyandu Desa Pageraji Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.
Tujuan didirikannya Kelompok Wanita Tani ”MELATI” adalah :
1.       Meningkatkan wawasan pengetahuan masyarakat pada umumnya khususnya bagi anggotanya tentang penganekaragaman pola konsumsi pangan berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif.
2.       Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman
3.       Mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non-beras, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya








BAB IV
KEGIATAN KWT ”MELATI”

1.       Pemanfaatan lahan pekarangan anggota kelompok. Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup sekaligus  sebagai tabungan keluarga dan penambah keindahan.  Hal ini berarti para keluarga dapat menyediakan sendiri bahan pangan yang beranekaragam melalui pengelolaan lahan pekarangan baik yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain
2.       Pembuatan Demplot kebun kelompok yang terletak di sekretariat KWT ”MELATI” ditanami tanaman sumber karbohidrat (Talas, Ubi Jalar, singkong) sayuran (Kangkung darat, Bayam, Causin, Terung, Cabe Rawit, Bawang Daun, Saledri, Kacang Panjang, Tomat dll.), Tanaman buah-buahan (Jeruk peras, Jambu Biji, Mangga, Pisang, Rambutan dll). Serta apotik hidup ( Katuk, Sirih, Jahe, Lengkuas, Sembung, Kapol dll) serta memelihara ikan sebagai sumber protein.
3.       Melaksanakan Sosialisasi gerakan 3 B (Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman) kegiatan ini dilaksanakan bersama kader posyandu yang dilaksanakan sebulan sekali bersamaan dengan penimbangan Balita
4.       Mengikuti pelatihan pengolahan makanan yang dilaksanakan oleh desa, kecamatan serta Dinas/Instansi terkait.
5.       Melestarikan makanan tradisional yang berbahan baku lokal yang bahannya diperoleh dari Desa Pageraji.
6.       Mengadakan pertemuan kelompok yang dipandu oleh PPL Wilbin dan Petugas Pendamping.


BAB IV
PENUTUP

Indikator yang digunakan dalam melihat keber­hasilan pelaksanaan P2KP Kelompok Wanita Tani “MELATI” yaitu:
1.      Meningkatnya pemahaman terhadap pengane­ka­­ragaman konsumsi pangan;
2.      Bertambahnya pengetahuan tentang teknologi pengolahan pangan lokal;
3.      Meningkatnya keterampilan dalam menyusun menu yang beragam, bergizi seimbang dan aman;
4.      Jumlah dan aneka ragam bahan pangan lokal yang digunakan meningkat
5.      Pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga dapat dilihat dari indikator:
a)       Jumlah anggota yang memanfaatkan pekarangan bertambah,
b)       Luas pekarangan yang diusahakan oleh anggota kelompok lebih optimal,
c)       Jenis tanaman, perikanan atau ternak yang dikembang­kan/diusahakan oleh anggota kelompok semakin beragam

Minggu, 15 Mei 2011

KENALI POTENSI SUMBER PANGAN DI SEKITAR KITA

Dengan mengenali potensi sumber pa­ngan yang ada di sekitar, kita dapat menumbuhkan keinginan untuk membudidaya­kan beraneka­ragam pangan di lahan pekara­ngan sehingga mempunyai nilai/manfaat bagi seluruh anggota keluarga/ masyarakat. Hal ini harus ditumbuh kembangkan agar seluruh ang­gota keluarga dapat berusaha dan berupaya untuk menolong dirinya sendiri dan mampu menciptakan Ketahanan Pangan Keluarga yang menjadi dasar untuk menciptakan ketahanan pangan masyarakat/nasional.
Apabila keluarga mau dan mampu me­nge­nali potensi sumber pangan di sekitar kita dan mau melaksanakan kegiatan tersebut, maka masalah kurang pangan dan kurang gizi dapat dicegah atau diatasi.
Kegiatan pemanfaatan pekarangan meru­pa­kan kegiatan yang sudah sejak lama dilak­sana­kan dalam rangka menyediakan bahan makanan dan atau komoditas pertanian yang bukan saja berfungsi sebagai penyediaan bahan makanan yang beranekaragam akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan keluarga.




PENGERTIAN
Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekara­ngan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. PKK mempunyai kegiatan untuk penataan pekarangan disebut dengan “ Hatinya PKK (Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman). Dalam kondisi tertentu, kebun/rawa yang ada disekitar rumah dapat dimanfaatkan sebagai pekarangan.
Pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beraneka­ragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Penataan pekarangan adalah pengaturan  ber­bagai jenis tanaman baik dengan tanaman semusim, tanaman tahunan, budidaya ikan dan ternak dilahan pekarangan yang disesuaikan dengan potensi pekarangan  dan keinginan keluarga /masyarakat.


PENGELOLAAN PEKARANGAN

Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotik hidup, warung hidup sekaligus  sebagai tabungan keluarga dan penambah keindahan.  Hal ini berarti para keluarga dapat menye­diakan sendiri bahan pangan yang beraneka­ragam melalui pengelolaan lahan pekarangan baik yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pekara­­ngan antara lain pe­milihan jenis tanaman. Jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan pekarangan disesuaikan dengan sifat tanaman; ada tanaman yang tahan naungan dan ada tanaman yang tidak tahan naungan disamping sifat-sifat lainnya, seperti :
a.  Kandungan Gizi.
Tanaman yang dipilih sebaiknya yang banyak mengandung vitamin A, B, C, protein dan mineral.
b.  Umur tanaman.
Jenis tanaman yang di tanam di pekarangan untuk sayuran  sebaiknya jenis tanaman yang berumur pendek, mudah tumbuh, mudah pemeliharaannya dan cepat dipanen.  Sedangkan untuk tanaman buah-buahan pilih tanaman yang cepat  menghasilkan.
c.   Potensi hasil.
Pilih tanaman  yang potensi hasil atau hasil produksinya tinggi, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga maupun dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
d.  Sifat Fisik.
Yang dimaksud sifat fisik adalah tinggi rendah tanaman, sistim perakaran dan se­bagai­nya perlu diperhatikan untuk mengatur pemerataan sinar matahari, kelembaban serta keindahan.
e.  Selera.
Jenis tanaman yang ditanam dapat disesuaikan dengan selera, meskipun demikian harus diusahakan agar ada kesesuai­an antara selera dengan kandungan gizi .
Lahan pekarangan sebelum ditanami sebaiknya dibuatkan pagar terlebih dahulu, agar tidak dirusak oleh hewan/ternak.  Tanaman yang digunakan sebagai pagar hidup sebaiknya jenis tanaman seperti : singkong, lamtoro, katuk, mangkokan, beluntas dan lain lain yang sekaligus dapat sebagai penghasil sayuran.

Budidaya Tanaman Hortikultura
(Sayuran dan Buah-buahan )


a.        Pengolahan tanah
-   Pengolahan tanah dengan kedalaman + 15 cm
-   Menghaluskan tanah dan diratakan serta dibuat Bedengan dengan lebar 80-100 cm atau 120-160 cm panjang disesuaikan dengan luas pekarangan
b.        Penanaman

Tanaman disemai/ditanam dengan jarak tanaman untuk sayuran berkisar antara 10x10 cm atau 15x15 cm jarak tanam ini disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam
c.        Pemeliharaan antara lain :
-   Penyiraman tanaman
-   Pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk kompos
-   Pemberantasan hama dan penyakit dengan bahan alami (non kimia)
-   Penyiangan dengan mencabut/membuang  tanaman pengganggu atau gulma
d.        Pemanenan
-   Tanaman dipetik hasilnya sesuaikan dengan umur panen tanaman, untuk tanaman sayuran berkisar antara 20 hari sampai dengan 60 hari

Selanjutnya jenis tanaman yang diusahakan dipekarangan sebaiknya diatur secara bergilir. Pergiliran tanaman disesuai­kan dengan musim, untuk itu teknis pergiliran tanaman dapat dikonsultasikan dengan PPL atau Balai Penyuluhan Pertanian setempat.

Contoh rencana pola tanam di lahan pekarangan

Rencana pola tanam  selama 12 bulan

Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
1
Kc. Tunggak
Tomat
K. Panjang
Pecai
Ubi Jalar
2
Kc. Panjang
Kangkung
Kedelai sayur
Jagung  Manis
3
Sawi
Bayam
Kc. Hijau
Tomat
4
Jagung Manis
Pecai
Kangkung
Kc. Panjang
5
Kangkung Darat
Buncis
Bayam
Kc. Tunggak




Budidaya Ternak dan Unggas
Dalam rangka penyediaan pangan sumber protein hewani di tingkat rumah tangga, di lahan pekarangan dapat diusahakan  budidaya aneka unggas antara lain : Ayam, Bebek, Kambing, Kelinci
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak/ unggas di lahan pekarangan,  sebagai berikut :
a.        Jenis ayam yang dipelihara  dipilih jenis ayam kampung lokal yang sudah beradaptasi dengan kondisi setempat.
b.        Dibuatkan kandang semi terkurung yang dilengkapi dengan tempat makan, minum dan tempat bertengger.
c.        Sediakan tempat khusus untuk ayam dewasa dan tempat pengeraman.
d.        Berikan makanan yang cukup dan tambahan makanan seperti sisa-sisa  dapur.
e.        Semua ayam sebaiknya divaksinasi dan kebersihan kandang tetap terjaga.

Budidaya Ikan
Budidaya jenis ikan tertentu dapat pula diusahakan dipekara­ngan, dalam rangka penyediaan protein hewani asal ikan. Beberapa jenis ikan yang dapat diusahakan dipekarangan antara lain : Lele, Nila,  Belut, Mas, Tawes, Mujair
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan di pekarangan adalah :
a.     Tersedia cukup lahan untuk kolam.
b.     Tersedia cukup air, bila air terbatas dapat diusahakan kolam ikan dengan membuat akuarium dari papan dan plastik( ”model kolam  baringsuik” dari Sumatera Barat untuk jenis ikan lele).
c.     Jenis ikan yang dipelihara dipilh yang mudah pemeliharaannya, cepat perkembangannya, tahan terhadap penyakit dan cepat di panen, seperti ikan nila, mujair, lele dan ikan nilem.


Penanganan Hasil Pekarangan :

Pemanenan hasil pekarangan juga perlu diperhatikan, karena masih dijumpai cara-cara pemanenan yang salah. Beberapa petunjuk cara pemanenan hasil pekarangan yang benar, sebagai berikut :         
1.              Panenlah sayuran dan buah-buahan pada saat yang tepat, yaitu sudah cukup umur, sehingga jumlah dan nilai kandungan gizi yang diperoleh  cukup baik.
2.              Untuk menghindari dari obat tanaman seminggu sebelum dipanen tanaman tidak disemperot dengan obat-obatan.


3.             Panenlah secukupnya/sebanyak yang diperlukan sehari. Dengan demikian diperoleh bahan makanan yang masih segar, disamping juga untuk mengatasi kebosanan menu yang disajikan
4.              Tinggalkan beberapa tanaman untuk dituakan sebagai penghasil benih, agar tanaman dapat diusahakan terus menerus (kelestarian tanaman).
5.             Ambillah ikan minimal setelah 3 bulan dipelihara, sehingga sudah cukup besar untuk dikonsumsi.
6.              Disamping  telurnya, apabila akan dikonsumsi dagingnya pilihlah unggas jantan atau betina yang sudah tidak menghasilkan keturunan/tidak produktif lagi.

PENYUSUNAN MENU BERAGAM, BERGIZI DAN BERIMBANG (3B).

Hasil pemanfaatan pekarangan terutama ditujukan untuk konsumsi keluarga. Dengan pergiliran tanaman yang baik, hasil yang dipanen dapat berganti-ganti, sehingga menu makanan keluarga dapat lebih bervariasi. 
Cara menyusun menu makanan yang sehat untuk keluarga harus memperhatikan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, yaitu harus mengandung karbohidrat sebagai zat tenaga, protein sebagai zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
 Menu atau susunan  makanan keluarga biasanya terdiri dari :
- zat tenaga/karbohidrat : makanan pokok (beras, umbi-umbian, gan­dum,sagu, pisang, sukun,  dan lain-lain) .
- zat pembangun/protein : lauk-pauk ( daging, ayam, telur, ikan, tahu, tempe dan kacang-kacangan )
- zat pengatur/vitamin dan mineral : sayur-sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi kecukupan gizi, dianjurkan untuk mengatur menu makanan yang beragam dan seimbang setiap hari, karena dengan mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang maka nilai gizi yang diperoleh akan lebih baik.
Rata-rata kebutuhan konsumsi perorang perhari untuk hidup sehat adalah 2.000 kkal untuk energi dan 52 gram protein (17 gram hewani dan 35 gram nabati).